Sunday, November 20, 2016

PROFIL HKBP JALAN KARTINI TEBING TINGGI

HKBP JALAN KARTINI RESSORT XIV TEBING TINGGI
Jl.Kartini No.15 Kota Tebing Tinggi.




Pendeta Ressort : Pdt.Butar-Butar
                           

Biv.R.Br.Tampubolon
Diak.L.Br.Tampubolon

Sintua Ama :

  1. St.S.PANJAITAN
  2. St.SM.Pasaribu
  3. St.A.Siregar
  4. St.M.Simanjuntak
  5. St.B.Samosir
  6. St.R.Siregar
  7. St.L.Rajagukguk
  8. St.J.Simanjuntak
  9. St.H.Manurung
  10. St.R.Harianja
  11. St.R.Sinaga
  12. St.BT.Hutagaol
  13. St.IR.Sitanggang
  14. St.E.Hutagaol
  15. St.M.Tampubolon
  16. St.T.Sipahutar


Sintua Ina :
  1. St.R.Br.Pardede
  2. St.T.br.Sinaga
  3. St.T.br Sipahutar
  4. St.I.br.Situmorang
  5. St.K.br.Samosir
  6. St.D.br.Sianturi
  7. St.M.Br.Bate'e

    Calon Sintua :
    1. CSt.M.Sirait
    2. CSt.S.Simbolon
    3. Cst.P.Hutauruk
    4. CSt.BM.Panggabean
    5. Cst.F.Br.Butar-butar
    6. Cst K Sihombing


    Terdiri dari 16 sektor yaitu :

    1. Sektor I
    2. Sektor II
    3. Sektor III
    4. Sektor IV
    5. Sektor V
    6. Sektor VI
    7. Sektor VII
    8. Sektor VIII
    9. Sektor IX a
    10. Sektor  IX b
    11. Sektor X
    12. Sektor XI
    13. Sektor XII
    14. Sektor XIV
    15. Sektor XV
    16. EKLESIA


    Monday, November 14, 2016

    Segenap Warga HKBP Berduka atas Korban Bom Samarinda.

    Intan Olivia Br Banjarnahor 

    Pagi masih berkabut. Langit masih gelap. Suara azan subuh belum terdengar dari Mesjid dekat UGD RSUD AW Syahranie, Samarinda.
    Lamat lamat terdengar suara isak tangis lirih dari ruang ICU memecah keheningan subuh. Dua orang dewasa dengan mata sembab menatap tubuh mungil berbalut perban berumur 2.5 tahun. Di tepi ranjang tampak kedua orang tua bocah mungil itu tidak henti berdoa.
    Mulutnya berseru pelan memohon muzizat untuk kesembuhan anaknya. Matanya nampak sembab. Keduanya tidak bisa tidur. Mereka menatap pilu putrinya tidak sadarkan diri. Sebuah selang berisi oksigen terpasang dimasukkan ke mulut bocah itu.
    Subuh beranjak merambat pagi. Pak Anggiat Marbun dan Ibu Intan terus menangis. Grafik detak jantung di layar monitor mesin EKG terlihat semakin melemah. Detak jantung Intan terus melemah. Perawat mendekat. Memberikan pertolongan medis. Suasana ruang ICU mendadak gaduh. Denyut nadi bocah malang itu berhenti.

    Sontak kedua orang tua Intan menjerit histeris. “Boru hasiannnn…Intannnn boru hasiankuu..jangan tinggalkan mamak nakkkk”, jerit pilu Ibu Intan sambil memeluk tubuh mungil putrinya. Sang ayah memeluk istrinya. Tangisnya teredam dalam rongga dadanya. Dadanya bergetar. Anggiat Marbun terguncang. Tiba tiba bumi serasa runtuh.

    Keduanya bahkan tidak mampu lagi mengangkat wajahnya. Kepala mereka tertunduk ditepi ranjang sambil menangis panjang manggil nama anaknya. Ruang ICU itu menjadi pertemuan terakhir kedua orang tua Intan melihat anak yang dikasihinya.

    Empat belas jam sebelumnya, Minggu pagi, 13 November 2016, sekitar pukul 10.00 Wib, suasana hening terasa di dalam Gereja Ouikumene Samarinda. Hanya terdengar suara
    Pendeta sedang mengucapkan doa pengharapan dan pemberkatan. Ratusan jemaat tampak menutup mata mendengarkan doa penutup ibadah minggu. Kedua orang tua Intan tampak khidmat berdoa.
    Sementara itu, di depan halaman gereja tampak bocah bocah kecil sedang bermain. Mereka adalah anak anak sekolah minggu yang dibawa orangtuanya ikut bergereja.

    Hal biasa saat orang tua sedang beribadah, anak anak kecil ini bermain di halaman gereja. Mereka adalah anak anak sekolah minggu yang sebelumnya telah selesai beribadah sekolah minggu.
    Intan Olivia Banjarnahor (2,5), Anita Kristobel Sihotang (2), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), dan Triniti Hutahaya (3) bersama anak anak sekolah minggu lainnya senang sekali pagi itu.
    Mereka senang karena di sekolah minggu mereka bisa bernyanyi dan bermain. Bertepuk tangan sambil menggoyangkan pinggang dan kepala. Bagi anak anak kecil itu sekolah minggu adalah tempat favorit mereka bergembira.

    Mereka bisa bergembira karena disanalah mereka bisa bertemu dengan guru guru sekolah minggu yang mengajar betapa baiknya Tuhan. Guru guru sekolah minggu yang mengajar mereka bernyanyi dan berdoa.

    Di luar pagar teras gereja, seorang pria kurus berkaos oblong hitam nampak berjalan kaki. Pria kurus itu berjalan tergesa gesa sambil menenteng tas ransel hitam di punggungnya. Ia tampak berhenti sebentar. Mengamati sekelilingnya. Clingak clinguk sekejap. Setelah pasti, Ia berjalan masuk ke halaman gereja.

    Anak anak kecil itu tidak menaruh curiga. Dengan polos mereka tetap bermain. Tidak ada rasa takut. Anak anak kecil sekolah minggu itu hanya tahu bahwa gereja adalah Rumah Tuhan. Rumah berkat. Rumah di mana kebaikan dan kasih sayang diajarkan. Tidak mungkin ada bahaya di sana.
    Pria berkaos oblong hitam itu berjalan semakin mendekat. Ia berhenti lalu menatap anak anak kecil itu. Entah apa yang dipikirkannya. Wajahnya mengeras dan dingin.

    Ia sepertinya tidak melihat ada anak anak di halaman depan gereja itu. Ia sepertinya tidak mendengar suara anak anak nan polos sedang bermain. Ia sepertinya tidak mendengar suara anak anak itu sedang bernyanyi.

    Pria berkaos oblong hitam itu hanya melihat musuh yang harus dihabisinya. Kebenciannya begitu membuncah. Kalian harus mati. Begitu pikirannya.

    Intan Olivia Banjarnahor (2,5), Anita Kristobel Sihotang (2), Alvaro Aurelius Tristan Sinaga (4), dan Triniti Hutahaya (3) memandang pria berkaos oblong hitam itu.
    Mereka malah tertawa riang lalu melanjutkan permainan mereka. Mereka tidak tahu sebentar lagi api akan melahap mereka. Mereka tidak tahu sedetik lagi pria berkaos oblong hitam itu akan melemparkan bom api molotov.

    Setelah tiba waktunya, Pria berkaos oblong hitam itu lalu menarik nafas dalam. Ia melihat anak anak kecil itu sebagai target untuk dihabisi. Ia melihat kegembiraan anak anak kecil itu harus dihentikan. Keriangan anak anak kecil itu tidak boleh ada. Ia mendengus.
    Lalu, Ia melepas tas punggungnya. Mengeluarkan sumbu lalu mengambil korek api. Ia membakar sumbu tas punggung itu.


    Dengan sekuat tenaga pria berkaos oblong itu melempar tas berisi bensin menyala api. Brakkkk..bummm…Tas punggung berisi bensin dan berapi itu menghantam kerumunan anak anak kecil itu.

    Api membumbung tinggi. Asap hitam mengepul. Pria berkaos oblong itu tersenyum lalu lari kencang menjauh dari halaman gereja itu.
    Intan Olivia bocah berumur 2.5 tahun itu menjerit tangis. Api membakar sekujur wajah dan tubuhnya. Intan berguling guling menangis memanggil nama mamanya. “Ma…mamak..makkkk..panas makkk..sakittt makkkk…”, teriaknya perih. Sekujur badannya melepuh, mengalami luka bakar cukup serius.

    Teman teman Intan lainnya Anita Kristobel Sihotang, Alvaro Aurelius Tristan Sinaga, dan Triniti Hutahayan juga menjerit menangis. Api menyambar tubuh mungil mereka. Membakar baju mereka. Keempat bocah malang itu berlari berguling guling mencoba memadamkan api yang melahap tubuh mungil mereka.

    Suasana gereja yang damai teduh berubah menjadi neraka. Teriakan pilu perih anak anak sekolah minggu Intan Olivia Banjarnahor, Anita Kristobel Sihotang, Alvaro Aurelius, Tristan Sinaga, dan Triniti Hutahayan membuat seisi gereja panik.
    Para orang tua berhamburan keluar. Mereka mencari tahu apa yang terjadi. Mereka menjerit histeris melihat anak anak mereka meraung raung terbakar. Berguling guling menahan panas membakar kulit dan dagingnya. Para orang tua itu berusaha memadamkan api. Sebagian berteriak histeris melihat anaknya dilalap api.

    Intan Olivia Br Banjarnahor saat Perawatan

    “Saya panik dan syok. Saya pun langsung mencari anak-anak saya, biarpun apa mereka semua anak-anak kami,” ujar Mirna sedih. Mirna salah seorang jemaat gereja yang saat itu ikut menyaksikan tubuh tubuh mungil terbakar api.

    “Anak-anak sedang bermain di luar gereja. Orangtua mereka sedang berdoa di dalam gereja. Tiba-tiba terdengar suara ledakan nyaring hingga tiga kali. Kami semua langsung panik, mencari perlindungan, dan mencari anak kami masing-masing,” kata Mawarni yang juga keluarga Intan.
    Hanya 14 jam bocah mungil Intan Olivia dapat bertahan. Luka bakarnya hampir 80 persen. Sekitar pukul 04.00 Wita akhirnya bocah lucu itu meninggal dunia. Bocah malang cantik itu menghembuskan nafas terakhirnya disamping ibu bapaknya yang menangis kencang.

    Pukul 6 pagi, seorang teman mengirim berita kematian Intan. Saya terpekur sedih. Dadaku sesak. Tidak terasa air mata keluar dari kedua bola mataku. Saya kehilangan kata kata. Saya terhanyut dalam sedih atas kehilangan Intan dan nasib bangsaku.
    Saya tiba tiba melihat wajah anakku Baby K yang seumuran dengan Intan. Memandang bocah bocah mungil lucu pemilik warisan Tanah Air Indonesia ini sungguh membuat saya kecut. Akankah anak anak kita akan mewarisi Ibu Pertiwi yang damai dan bersahabat? Ahhhh Entahlah…
    Selamat jalan ananda Intan Olivia. Betapa berat 14 jam penderitaanmu itu. Api membakar kulit dagingmu hingga wajah cantikmu berubah mengerikan. Luka gosong sekujur tubuhmu begitu mengerikan.

    Kini, Tuhan mendekapmu. Mendekap sejuk dan teduh jiwamu yang terbang bersama para malaikat. Kini tubuh gosongmu cantik kembali. Bumi ini bukanlah tempatmu bermain lagi. Surgalah tempatmu bermain bersama teman temanmu dari seluruh bangsa.

    Tempat barumu itu tidak ada ketakutan lagi. Tempat barumu itu tidak ada lagi orang jahat penuh kebencian seperti pria berkaos oblong itu. Di Surga sana hanya ada damai dan kebahagiaan.
    Selamat jalan ananda Intan…kami minta maaf tidak bisa menjagamu. Kami minta maaf alfa dan lalai tidak bisa memberi rasa aman di rumah Tuhan tempatmu bernyanyi. Lagu kesukaanmu “Kingkong Badannya Besar” tidak akan pernah kami dengar lagi dari bibirmu yang mungil.


    Bernyanyilah di surga ananda..

    Bermainlah di taman Firdaus ananda…
    Nyanyikanlah lagu Kingkong itu di Surga buat kami ya…


    “Kingkong Badannya Besar Tapi Kakinya Pendek, Lebih Aneh Binatang Bebek, Lehernya panjang kakinya pendek..Haleluya..Tuhan Maha Kuasa, Haleluya Tuhan Maha Kuasa
    Damailah jiwa mungilmu terbang bersama para malaikat menuju keabadian…
    Salam peluk cinta dan sayang..

    Dari Tulang Birgaldo Sinaga

    Sumber : https://seword.com/politik/lagu-terakhir-intan-olivia-kingkong-badannya-besar-tapi-kakinya-pendek/

    Semoga Tuhan Yesus memelukmu disurgo Hasonangan i. Amen.

    Wednesday, October 26, 2016

    Saturday, September 24, 2016

    Ulang Tahun ke 94 HKBP Jalan Kartini, Tebing Tinggi


    HKPB Jalan Kartini Kota Tebing Tinggi, pada 22 September 2016 berulang Tahun yang ke-94 Tahun. Diresmikan pada 22 September 1922.

    HKBP Jalan Kartini merupakan HKBP Terbesar di Kota ini, disini juga menjadi Kantor Resort dan Kantor Distrik XIV Tebing Tinggi.

    Di Kota Tebing Tinggi sendiri ada 5 HKBP berdiri, yaitu :

    1. HKBP Jalan Kartini
    2. HKBP Maranatha di Jalan Lama
    3. HKBP Kota Baru di Jalan Siantar
    4. HKBP Kampung Kelapa
    5. HKBP Rambutan, yaitu Gereja Oukemene dimana saling bergantian dalam pemakaian Gereja tersebut.

    Sunday, September 18, 2016

    HKBP Kartini Terkena Puting Beliung


    HKBP Kartini saat kena puting Beliung


    Pada Rabu sore 14 September 2016 sore hari, Gereja HKBP Jalan Kartini terkena angin puting beliung yang menyebabkan atap seng Gereja itu terhempas mengenai rumah disampingnya. mengakibatkan rusak berat rumah yang ditimpa, walaupun kondisi rumah itu sudah cukup tua sebelumnya. Dalam bentuk tanggung jawab, Gereja HKBP Jalan Kartini bertanggung Jawab memperbaikinya dan sudah selesai pengerjaannya.

    Sudah diberitakan di Harian SIB Juga

    Minggu, 18 September 2016 kebaktian diadakan dilapangan parkir Gereja tersebut. Usai kebaktian minggu diadakan dana Spontanitas untuk membantu perbaikan Gereja dan Juga Rumah Warga HKBP yang turut juga terkena musibah.

    Semoga Tuhan menyertai kita.

    Thursday, September 15, 2016

    Pdt Darwin Lumbantobing akhirnya terpilih menjadi Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) periode 2016-2020,

    Darwin Lumbantobing


    Setelah meraih suara terbanyak dalam pemungutan suara yang digelar di Seminarium HKBP, Sipoholon, Tapanuli Utara, Kamis (15/9) malam.


    Dalam perhitungan suara yang diselesaikan pukul 22.45 Wib, Darwin memeroleh 924 suara. Sementara pesaingnya, Pdt Robinson Butar-butar mendapatkan 641 suara.
    Sebanyak 7 suara dinyatakan tidak sah. Total suara adalah 1.572.

    “Dengan demikian kami nyatakan Pdt Dr Darwin Lumbantobing sebagai Ephorus HKBP 2016-2020,” kata Ketua Panitia Pemilihan, Pdt Anggiat Hutauruk.

    Memenangi pemilihan ephorus, Darwin langsung mendapat ucapan dari para peserta, tak terkecuali mantan Ephorus Pdt Willem T Simarmata yang duduk di sebelahnya.

    Secara keseluruhan, proses pemilihan ephorus berlangung damai. Apalagi, Darwin langsung mendatangi Robinson di tempat duduknya serta merangkulnya. Rangkulan itu pun berbalas ucapan selamat. 1.500-an sinodestan pun bertepuk tangan atas situasi ini.


    Thursday, September 1, 2016

    HKBP Siallagan Pulau Samosir



    HKBP Siallagan

    HKBP Siallagan tampak dalam

    Tuesday, August 23, 2016

    Jadilah Warga HKBP Panutan


    Dewasa ini banyak sekali informasi-informasi yang saya rasa begitu menyesatkan, provokatif yang berlabelkan Agama, Ras dan Etnis yang disebarkan melalui media-media online khususnya sosial media baik sengaja maupun tidak sengaja untuk menciptakan kekacauan ataupun yang membuat keadaan tidak kondusif dimasyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah.


    Banyak juga aliran-aliran yang berdasarkan Kekristenan tetapi tidak mengakui adanya Jesus Kristus, ini jelas menyimpang dari ajaran Kristen, karena Kekristenan itu mengakui dan mengamini akan Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang hidup.

    Buat warga HKBP diharapkan agar bisa menyikapi keadaan sekarang ini, agar bisa lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal seperti ini. Agar tidak menimbulkan euforia kegaduhan dimasyarakat. Kiranya segala tindak tanduk kita bisa berlandaskan kekristenan yang telah diajarkan Yesus kepada kita dengan menjalankan semua perintah atau sabdanya dan menjauhi segala larangannya.

    Berawal dari hal kecil, jika kita bisa mengendalikannya niscaya kita bisa menjaga kehidupan yang lebih besar. 

    Tunjukkan bahwa kita itu Warga Kristen, yaitu HKBP yang patuh akan Tuhan, kaidah-kaidah dan hukum yang berlaku di NKRI tercinta ini. Mari kita wujudkan dalam perilaku kehidupan kita berumah tangga, bermasyarakat dan bernegara.

    Tuhan memberkati.

    Monday, May 16, 2016

    HKBP Jalan Kartini dimekarkan

    Pada Minggu 15 Mei 2016 HKBP Jalan Kartini resmi dimekarkan yaitu Gereja HKBP Kampung Kelapa di Kampung Kelapa, Kota Tebing Tinggi-Sumatera Utara. Dalam peresmian ia turut hadir Walikota Tebing Tinggi Bapak Umar Junaidi dan Anggota DPRD Kota Tebing Tinggi.













    Thursday, May 5, 2016

    HKBP Jalan Kartini Tebing Tinggi




    HKBP Ressort Tebing Tinggi,
    Distrik XIV Tebing Tinggi
    Alamat : Jalan Kartini No.15 Kota Tebing Tinggi
    Sudah merayakan Usianya yang ke-92 Tahun

    HKBP Jalan Kartini Tebing Tinggi merupakan Pusat KHBP di Kota Tebing Tinggi . Selain Ressort Tebing Tinggi disini juga Kantor Distrik XIV Tebing Tinggi yang menaungi beberapa Ressort HKBP Wilayah Kota Tebing Tinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai.

    Pendeta HKBP Jalan Kartini Pdt H.Lumbantoruan, STh.


    1. HKBP Ressort Tebing Tinggi
    2. HKBP Ressort Kota Baru Tebing Tinggi
    3. HKBP Ressort Sei Rampah, Kab.Serdang Bedagai.
    4. HKBP Ressort Kampung Pon, Kab.Serdang Bedagai.